Jumat, 13 April 2012

Teknologi Layar sentuh

Gmail Tap, Lompatan Baru Layar Sentuh?
 
Bicara soal layar sentuh, semua orang mengakui bahwa Apple telah membuat lompatan penting dengan menghadirkan ponsel iPhone sejak 2007-yang disusul dengan tablet iPad dalam ukuran layar yang lebih besar. Dengan iPhone dan iPad di tangan, pengguna lupa bahwa dulu ada istilah Capatitive dan Resistive di dunia sentuh-sentuhan layar. Capatitive lebih mengandalkan sentuhan jari, sedangkan resistive bereaksi terhadap tekanan benda selain jari (masih ingat zaman ponsel dengan stylus kan?).
Meskipun sejatinya iPhone dan iPad yang dipersenjatai dengan sistem operasi iOS menggunakan teknologi capatitive, tapi kecanggihan multi-touch, pinch-to-zoom dan variasi sentuhan lainnya, sukses menghipnotis para pengguna gadget untuk melupakan masa lalu layar sentuh dan memaksa pembuat ponsel lain berkiblat ke kesuksesan iPhone dan iPad.
Maka jadilah Apple sebagai jawara layar sentuh.
Membuat beribu produk berlayar sentuh dan sistem operasi secanggih apapun tentu sulit mengungguli Apple yang sudah terlanjur berada di atas awan. Para pesaing harus membuat lompatan yang lebih jauh, tapi juga tidak terlalu jauh karena biasanya teknologi yang terlampau canggih hanya akan menjadi prototipe yang tidak mempunyai nilai komersil besar.
Dua Tombol
Inilah yang sedang dicoba oleh Google. Pembuat sistem operasi Android nan fenomenal (setidaknya bila dilihat dari total penjualan ponsel Android dari beragam merek) ini sedang membuat lompatan penting yang secara nyata ditujukan untuk melampaui pencapaian Apple.
Google memulainya dengan membuat Gmail Tap. Aplikasi email ini tidak lagi menggunakan tombol QWERTY baik secara fisik maupun dalam bentuk virtual.
1333797952916019943
Gmail Tap benar-benar memasukkan QWERTY ke dalam kotak besi yang dikunci rapat. Sebagai penggantinya, Google menghadirkan dua tombol, yaitu tombol “Titik” (dot) dan tombol “Setrip” (dash). Di antara keduanya, terdapat tombol Spasi (space bar) yang disediakan untuk meningkatkan kecepatan mengetik.
Gmail Tap menggunakan bahasa binary. Cara kerjanya sama dengan kode morse. Gabungan titik dan setrip menghasilkan satu karakter tertentu.
Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur prediksi teks dan umpan-balik suara. Dengan Gmail Tap, pengguna tidak perlu melihat ke layar saat ingin membuat tulisan dan, yang terpenting, ke-26 tombol QWERTY digantikan hanya oleh dua tombol titik dan setrip.
Google juga menambahkan fitur multi-email yang memungkinkan pengguna mengetik pesan untuk dua email secara bersamaan!
Terdengar luar biasa bukan?
Kesuksesan teknologi Gmail Tap tentu tidak terletak pada seberapa rinci penjelasan yang diberikan oleh Google (karena pada hakekatnya fitur baru ini tidak membutuhkan buku manual), tapi terletak pada bagaimana pengguna merespon tawaran terbaru Google tersebut.
Pengguna Android boleh jadi akan menyambutnya dengan penuh antusias. Tapi bisa saja Gmail Tap disambut dingin, apalagi oleh mereka yang ogah diajak menghafal kode morse-seperti saat mereka masih jadi anak pramuka dulu.
sumber;(http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2012/04/03/gmail-tap-lompatan-baru-layar-sentuh/ )

Microsoft kembangkan Teknologi Layar Sentuh Baru

SolusiHp.com, Teknologi Layar sentuh seharusnya membawa kita interaksi dari jari ke layar secara langsung dengan perangkat, tetapi apakah Anda pernah memperhatikan bahwa dibutuhkan sepersekian detik bagi sensor untuk benar-benar merespon sentuhan Anda.
Proses Kelambanan ini dikenal sebagai touchscreen latency, Kelompok Ilmu Terapan Microsoft semakin dekat dengan pemecahan masalah latency touchscreen dengan perangkat sentuh yang bereaksi dalam 1 milidetik.

Menurut Kelompok Ilmu Terapan Microsoft, latency touchscreen pada perangkat yang ada saat ini dapat mencapai 100 milidetik. Meskipun Anda mungkin berpikir tidak ada lag sama sekali dengan perangkat sentuh terbaru Anda, jika anda perhatikan dengan seksama, klik aplikasi Anda dan coba lihat latency touchscreen atau Coba gunakan aplikasi lukisan dan Anda mungkin melihat bahwa garis yang Anda gambar tidak mengikuti gerakan jari anda dengan cepat.

Sensor layar sentuh perlu merasa bahwa mereka benar-benar disentuh, serta ukuran area sentuh (berapa banyak ujung jari menyentuh layar) dan ke arah mana jari Anda bergerak. Sensor layar kapasitif yang lebih lambat, akan selalu mengurangi seberapa responsif perangkat kita, tidak peduli secepat apa refresh rate layar yang kita miliki dan secepat apa prosesor yang kita miliki.
sumber:(http://www.solusihp.com/news/latest-news/artikel/microsoft-kembangkan-teknologi-layar-sentuh-baru )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar