Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey,
seorang profesor filosofi di Columbia University pada awal abad ini.
Dalam bukunya tahun 1910, ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yang
terlibat dalam memecahkan masalah suatu kontroversi secara memadai
yaitu:
1. Mengenali kontroversi
2. Menimbang klaim alternatif
3. Membentuk penilaian
2. Menimbang klaim alternatif
3. Membentuk penilaian
Kerangka kerja yang dianjurkan untuk penggunaan komputer dikenal
sebagai pendekatan sistem . Serangkaian langkah-langkah pemecahan
masalah yang memastikan bahwa masalah itu pertama-tama dipahami, solusi
alternative dipertimbangkan, dan solusi yang dipilih bekerja.
Struktur Masalah dalam Sistem Penunjang Keputusan / DSS :
Masalah terstruktur terdiri dari elemen-elemen dan
hubungan-hubungan antar elemen yang semuanya dipahami oleh pemecah
masalah. Masalah tak terstruktur berisikan elemen-elemen atau
hubungan-hubungan antar elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah.
Sebenarnya dalam suatu organisasi sangat sedikit permasalahan yang
sepenuhnya terstruktur atau sepenuhnya tidak terstruktur. Sebagaian
besar masalah adalah masalah semi-terstruktur, yaitu manajer memiliki
pemahaman yang kurang sempurna mengenai elemen-elemen dan hubungannya.
Masalah semi-terstruktur adalah masalah yang berisi sebagian
elemen-elemen atau hubungan yang dimengerti oleh pemecah masalah
Sekilas Tentang Sistem Penunjang Keputusan / DSS :
Sistem Penunjang Keputusan adalah Sistem Komputer yang interaktif
yang membantu pembuatan keputusan dalam menggunakan dan memanfaatkan
data dan model untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur.
Sistem Penunjang Keputusan / DSS Bertujuan Untuk :- Memberikan dukungan untuk pembuatan keputusan pada masalah yang semi/tidak terstruktur.
- Memberikan dukungan pembuatan keputusan kepada manajer pada semua tingkat dengan membantu integrasi antar tingkat.
- Meningkatkan efektifitas manajer dalam pembuatan keputusan dan bukan peningkatan efisiennya.
- Adaptability
- Flexibility
- User friendly
- Support Intelligence, design, choice
- Effectiveness
Manfaat SPK :
- Meningkatkan jumlah alternatif yang dipilih
- Pemahaman yang lebih baik tentang bisnis
- Respon yang cepat terhadap situasi yang tidak diharapkan.
- Kontrol yang lebih baik
Artikel Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Kelompok untuk
Amnesis, Diagnosis dan Terapi Gangguan Jiwa
PendahuluanAmnesis, Diagnosis dan Terapi Gangguan Jiwa
Di Indonesia, kesehatan jiwa menjadi bagian yang sangat
diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental
yang sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai
bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan
semua segi kehidupan manusia. Sedangkan gangguan jiwa (mental disorder)
adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan
pada fungsi jiwa,yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau
hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya (Menkes, 2002)
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk membagun suatu sistem berbasis web
yang berfungsi sebagai linical Group Decision Support System (CGDSS)
untuk diagnosis gangguan jiwa nonpsitotis. Proses diagnosis didasarkan
pada basis pengetahuan yang dibentuk berdasarkan kompromi dari para
pengambil keputusan (psikiater atau psikolog klinis) melalui konsep
fuzzy multi attribute decision making (FMADM).
Analisis kebutuhan sistem
Pada analisis kebutuhan sistem akan dibahas beberapa kebutuhan dan
atau persyaratan terkait dengan input, proses, output, dan antarmuka
sistem yang akan dibangun. kebutuhan(persyaratan) ini diperoleh
berdasarkan hasil wawancara dengan para psikiater, psikolog (baik klinis
maupun non klinis), dan dokter di bidang farmakologi. Berdasarkan hasil
wawancara,kebutuhan Group Support System (GSS), dan Clinical Decision
Support System(CDSS) (Turban, 2005), diperoleh hasil analisis kebutuhan
sistem berikut.
Kebutuhan input
Sistem yang akan dibangun membutuhkan beberapa data input, antara lain:
Beberapa proses dibutuhkan untuk mengolah data input menjadi output yang berupa
Output yang diharapkan berupa informasi terkait beberapa hal, antara lain.
Kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras- Data pengguna sistem, seperti: username, password, nama lengkap, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, tempat dan tanggal lahir, nomor telpon atau HP, alamat email, institusi, alamat institusi.
- Data gangguan jiwa, seperti: kode gangguan dan nama gangguan.
- Data gejala gangguan jiwa, seperti: kode gejala dan nama gejala.
- Data hubungan gejala dan gangguan jiwa.
- Preferensi dengan format ordered vector, utility vector, selected subset, atau fuzzy selected
- subset yang akan digunakan untuk membentuk basis pengetahuan berdasarkan
- FMADM(Kusumadewi, dkk., 2007).
- Data farmakoterapi, seperti: nama golongan obat, nama generik obat, nama dagang obat, perusahaan yang memproduksi obat, kemasan, sediaan, dosis, indikasi, efek samping, satuan sediaan, satuan dosis, hubungan antara jenis gangguan dan golongan obat, hubungan antara kondisi medik dengan golongan obat.
- Data psikoterapi, seperti: jenis psikoterapi dan hubungan antara jenis gangguan dan jenis
- psikoterapi.
- Data psikososial dan medik umum, seperti: jenis masalah psikososial, kode medik dan nama medik seperti yang diberikan oleh ICD-10.
- Data pendukung inferensi, seperti: metode inferensi (SAW atau TOPSIS), dan nilai threshold.
- Data pasien, seperti: kode pasien, nama pasien, jenis kelamin, alamat dan pekerjaan.
- Data rekam medik pasien, seperti: nomor periksa, kode pasien, tanggal periksa, umur, kondisi tekanan darah, kondisi jantung, hati, ginjal, lambung, ketergantungan obat, minum minuman beralkohol, merokok, hamil, menyusui.
- Data konferensi, seperti: pokok bahasan, tanggal dan jam pelaksanaan, ruang, kata kunci ruang, inisiator, notulis, notulen, akses konferensi.
- Data forum, seperti: golongan forum, nama forum, tema, pengirim, tanggal kirim, komentar forum, pengirim komentar, tanggal kirim komentar.
- Data polling, seperti: judul polling, isi polling, pengirim, pilihan jawaban, tanggal dan jam kirim, tanggal dan jam kadaluarsa, jawaban polling, pemberi jawaban.
- Data berita dan informasi, seperti: judul berita, deskripsi, berita lengkap, pengirim, tanggal kirim, alamat URL.
Beberapa proses dibutuhkan untuk mengolah data input menjadi output yang berupa
informasi yang diharapkan. Beberapa proses tersebut antara lain.
- Proses manajemen pengetahuan, yang meliputi: manipulasi data gangguan, gejala, hubungan gejala & gangguan pada aturan PPDGJ, hubungan gejala & gangguan pada CGDSS, manipulasi data preferensi, akuisisi pengetahuan, manipulasi data farmakoterapi, manipulasi data psikoterapi, manipulasi data medik, manipulasi data pekerjaan, dan manipulasi data PPDGJ III.
- Proses manajemen inferensi, yang meliputi: ubah atribut pengambil keputusan menampilkan statistik preferensi, uji sensitivitas, mengubah metode inferensi, dan mengubah nilai threshold.
- Proses manajemen data pasien, yang meliputi: input, ubah, hapus dan menampilkan informasi data pasien.
- Proses anamnesis, diagnosis dan terapi, yang meliputi: registrasi pasien, manipulasi data pasien pada aksis I, II, III, IV dan V, proses farmakoterasi & psikoterapi pasien, cetak hasil anamnesis, diagnosis & terapi.
- Proses manajemen pengguna, yang meliputi: input, ubah, hapus dan menampilkan informasi data pengguna.
- Proses manajemen informasi, yang meliputi: manajemen data berita, link informasi, forum, dan polling.
- Proses manajemen konferensi, yang meliputi: manajemen agenda konferensi dan konferensi online.
- Proses display informasi umum, yang meliputi: isi & menampilkan buku tamu, pendaftaran.
- Proses login untuk masuk ke sistem sesuai dengan level aksesnya.
Output yang diharapkan berupa informasi terkait beberapa hal, antara lain.
- Informasi jenis gangguan.
- Informasi gejala gangguan jiwa.
- Informasi aturan menggunakan PPDGJ III.
- Informasi kondisi dalam aturan CGDSS.
- Informasi preferensi dengan format ordered vector, utility vector, selected subset, dan fuzzy selected subset.
- Informasi farmakoterapi.
- Informasi psikoterapi.
- Informasi hasil anamnesis terhadap pasien.
- informasi hasil diagnosis terhadap pasien.
- Informasi hasil terapi terhadap pasien.
- Laporan rekam medik yang berisi hasil anamnesis, diagnosis, dan terapi
Sistem yang akan dibangun dapat bekerja dengan optimal apabila
dioperasikan dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak
dengan spesifikasi minimal berikut.
a) Perangkat lunak (software), untuk server:
Sistem dibangun berbasis web, dengan 2 model antarmuka yang digunakan yaitu model dialog dan model pengisian formulir. Model menu berbentuk pohon hirarki yang bertujuan untuk menyeleksi sejumlah pilihan dari setiap menu yang jumlahnya relatif sedikit (Downtown, 1992: 82). Model pengisian formulir bertujuan untuk mengisi data-data (yang biasanya akan disimpan dalam basisdata) melalui formulir yang tervisualisasi (Downtown, 1992: 87). Kedua model ini dipilih dengan alasan bahwa:
Perancangan sistema) Perangkat lunak (software), untuk server:
- Sistem Operasi Linux atau UNIX.
- Apache web server (minimal versi 2.0.53.0).
- Bahasa pemrograman web, PHP (minimal versi 5.0.4.4).
- Administrator basisdata, phpMyAdmin (minimal versi 2.6.1).
- Basisdata, MySQL
- Sistem Operasi Windows X (Windows XP, Vista, dll), Linux.
- Web browser, seperti: internet explorer (tampilan terbaik minimal versi 6) atau Mozila Firefox.
- Seperangkat komputer server.
- Jaringan internet.
- GSM modem
- Sarana komunikasi data antara GSM modem dan komputer.
- Seperangkat komputer dengan spesifikasi: prosesor pentium IV, RAM 512 MB, hardisk dengan sisa memori 250 MB.
- Jaringan internet.
Sistem dibangun berbasis web, dengan 2 model antarmuka yang digunakan yaitu model dialog dan model pengisian formulir. Model menu berbentuk pohon hirarki yang bertujuan untuk menyeleksi sejumlah pilihan dari setiap menu yang jumlahnya relatif sedikit (Downtown, 1992: 82). Model pengisian formulir bertujuan untuk mengisi data-data (yang biasanya akan disimpan dalam basisdata) melalui formulir yang tervisualisasi (Downtown, 1992: 87). Kedua model ini dipilih dengan alasan bahwa:
- Kedua model relatif mudah digunakan dan sudah familiar dengan para pengguna.
- Model menu digunakan, karena pada sistem yang dibuat terdiri-dari sejumlah proses yang masing-masing memiliki cukup banyak subproses.
- Model pengisian formulir digunakan, karena sistem yang dibangun terdiri-dari beberapa proses yang membutuhkan input data dari pengguna. Pada model pengisian formulir, beberapa objek digunakan baik sebagai media pengisian seperti textbox dan objek untuk pilihan seperti checkbox, radiobutton, atau combobox.
Pada proses perancangan, diawali dengan membuat diagram konteks
sistem. Kemudian dilanjutkan dengan membuat Diagram Arus Data (DAD).
Untuk setiap proses yang terdapat pada suatu DAD akan diderinci lagi ke
bentuk DAD level berikutnya apabila diperlukan. Semua pengambil
keputusan dapat berpartisipasi dalam:
- Melakukan manipulasi (input, ubah, hapus) data gangguan maupun gejala.
- Membentuk kondisi (anteseden) kejiwaan yang berisi kumpulan gejala.
- Memberikan preferensi terhadap kondisi tersebut.
- Melakukan akuisisi pengetahuan.
- Membentuk aturan terkait penetapan farmakoterapi dan psikoterapi
Perbedaaan antara pengambil keputusan level-1 dan level-2 hanya terletak pada kebolehannya dalam mengatur atau membuat perubahan terkait dengan aktivitas inferensi. Pengambil keputusan level-2 memiliki akses untuk:
- Mengubah level setiap pengguna menjadi level-0 (pengguna biasa), level-1 (pengambil keputusan level-1) atau level-2 (pengambil keputusan level-2).
- Mengubah bobot preferensi setiap pengambil keputusan.
- Mengaktifkan atau menonaktifkan pengguna di setiap level.
- Mengubah metode inferensi (dari SAW ke TOPSIS atau sebaliknya).
- Mengubah batas-batas atribut, seperti: nilai threshold untuk penetapan gangguan jiwa;batasan usia dan tekanan darah untuk keperluan penetapan farmakoterapi
Sistem basisdata yang dibangun terdiri-atas 47 tabel, antara lain:
tabel Login, Gangguan, Gejala, Gangguan_Umum, GejalaGangguan,
Konsekuen_PPDGJ, Standar, Anteseden, P_Ordered, P_Utility,
P_SelectedSubset, P_FuzzySelectedSubset, Matriks, MADM, KlasObat,
GolObat, Generik, BrandObat, PerusahaanObat, Kemasan, Satuan, HubObat,
AturanObat, Psikoterapi, HubTerapi, Pasien, Periksa, Diagnosis, Medik,
Psikososial, GangguanPasien, MedikPasien, PsikososialPasien, ObatPasien,
TerapiPasien, GolForum, Forum, KomentarForum, Polling, JawabPolling,
Konferensi, Informasi, Berita, PPDGJ3, Pekerjaan, Kota, dan BukuTamu
Gambar Relasi antar tabel untuk kelompok tabel preferensi.
Gambar Relasi antar tabel untuk kelompok tabel matriks keputusan.
Hasil dari Sistem Tersebut
Menu utama untuk sistem.
Pengujian
Pengujian dilakukan dalam 2 bentuk. Pertama, pengujian terhadap
validitas sistem (disebut: CGDSS) apabila dibandingkan dengan gold
standard (PPDGJ III). Kedua, pengujian terhadap kinerja sistem
berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh para pengguna (psikiater,
psikolog, atau pengguna lain yang berkepentingan).Proses pengujian
validitas CGDSS terhadap PPDGJ III dilakukan pada ke-30 gangguan yang
menjadi sample dalam penelitian. Proses pengujian dilakukan dengan cara
memberikan beberapa gejala yang relevan dengan jenis gangguan tertentu
sesuai dengan kriteria diagnosis PPDGJ III seperti yang telah dibahas
pada Bab III. Selanjutnya sistem akan mendiagnosis gejala-gejala
tersebut untuk mendapatkan jenis gangguan jiwa yang direkomendasikan.
Sebagai contoh diberikan gejala-gejala seperti terlihat pada Tabel 1.
Berdasarkan PPDGJ III jenis gangguan yang relevan dengan kondisi
tersebut adalah episode depresif (F32.0).
Tabel Gejala-gejala pada pengujian-1.
menunjukkan sebanyak 280 hasil diagnosis dengan CGDSS sesuai dengan
gold standard (PPDGJ III) dan 21 hasis diagnosis dengan CGDSS tidak
sesuai dengan PPDGJ III. Sehingga dapat dikatakan bahwa 93% hasil
diagnosis sesuai dengan gold standard.
Pengujian sistem juga dilakukan dengan cara memberi kesempatan kepada
para pengguna (psikiater, psikolog, dan dokter di bidang farmakologi)
untuk mengevaluasi kinerja sistem. Evaluasi dilakukan pada setiap sub
sistem (manajemen pengetahuan, inferensi, terapi, informasi, pengguna,
dan konferensi). Penilaian dilakukan dengan skor 1 = sangat buruk, 2 =
buruk, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = sangat baik. Hasil evaluasi untuk
setiap sub sistem terlihat pada Tabel 2. Nilai rata-rata untuk semua sub
sistem adalah 4,321. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
para pengguna memberikan nilai BAIK untuk CGDSS yang telah dibangun.
Tabel 2. Hasil pengujian setiab subsistem
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, akhirnya dapat disimpulkan bahwa:
- Sistem yang dibangun telah memiliki basis pengetahuan yang cukup lengkap untuk melakukan diagnosis gangguan jiwa non-psikotis.
- Sistem yang telah dibangun memberikan kemudahan bagi para psikiater dan psikolog klinis untuk melakukan anamnesis, diagnosis dan terapi bagi para pasien.sumber: http://davekoboy.wordpress.com/artikel-spk/http://davekoboy.wordpress.com/artikel-spk/